BUMI SEMPAJA CITY – Di era digital saat ini, layanan paylater dan kredit online semakin populer, terutama di kalangan anak muda. Banyak orang menggunakannya untuk kebutuhan harian hingga belanja gaya hidup. Sayangnya, tanpa literasi keuangan digital yang baik, paylater justru bisa menjadi jebakan utang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara bijak pakai paylater agar tidak boncos di akhir bulan.
Menurut laporan Kredivo dan Katadata Insight Center (2024), penggunaan paylater di Indonesia meningkat signifikan, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Mayoritas menggunakan paylater untuk transaksi e-commerce, pembelian gadget, hingga kebutuhan gaya hidup. Namun, survei juga menunjukkan adanya potensi risiko gagal bayar yang tinggi jika pengguna tidak mengelola cicilan dengan disiplin (Sumber).
Kapan Paylater Bisa Jadi Solusi?
Meski sering dipandang negatif, sebenarnya paylater bisa menjadi solusi keuangan jika digunakan dengan benar. Beberapa situasi di mana paylater bermanfaat antara lain:
- Pembelian kebutuhan mendesak: seperti peralatan kerja atau gadget penunjang produktivitas.
- Manfaat promosi cicilan 0%: selama ada rencana pembayaran yang jelas.
- Cashflow bulanan yang ketat: paylater bisa membantu ketika gaji belum cair, asalkan tetap ada dana untuk melunasi.
Intinya, paylater boleh digunakan jika pembelian memang penting, sudah masuk dalam anggaran, dan Anda yakin bisa membayar tepat waktu.
Risiko Tersembunyi yang Harus Diwaspadai
Sayangnya, banyak pengguna terjebak karena menganggap paylater adalah “uang gratis”. Padahal, ada risiko tersembunyi yang harus diwaspadai:
- Bunga dan biaya layanan: meski ada cicilan 0%, beberapa platform tetap mengenakan biaya admin.
- Denda keterlambatan: jika terlambat bayar, denda bisa jauh lebih besar dibanding bunga bank konvensional.
- Fragmentasi utang: terlalu banyak aplikasi paylater membuat sulit mengontrol total kewajiban.
- Gaya hidup konsumtif: kemudahan transaksi seringkali mendorong pembelian impulsif.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), layanan kredit online termasuk paylater kini diawasi ketat. OJK mendorong literasi keuangan digital agar masyarakat tidak terjebak utang konsumtif (Sumber OJK).
7 Tips Aman Menggunakan Paylater
Agar tetap aman, berikut 7 tips praktis untuk menggunakan paylater tanpa jebakan:
1. Belanja Sesuai Kebutuhan
Tanya pada diri sendiri: apakah ini kebutuhan atau hanya keinginan sesaat? Jika hanya keinginan, lebih baik ditunda.
2. Batasi Penggunaan
Atur batas maksimal cicilan, idealnya tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan Anda.
3. Pilih Tenor Pendek
Cicilan dengan tenor lebih panjang biasanya membuat total biaya semakin besar.
4. Periksa Biaya Tambahan
Baca syarat dan ketentuan, terutama terkait biaya admin, bunga, dan denda keterlambatan.
5. Gunakan Reminder Pembayaran
Manfaatkan fitur kalender atau autodebet agar tidak telat bayar.
6. Hindari Paylater untuk Kebutuhan Harian
Makanan, transportasi, dan tagihan bulanan sebaiknya tidak dibiayai dengan paylater.
7. Catat Semua Cicilan
Gunakan aplikasi keuangan untuk memantau jumlah cicilan yang aktif agar tidak kebablasan.
Tren Terkini: Paylater & Generasi Muda
Generasi milenial dan Gen Z adalah pengguna terbesar layanan paylater. Mereka lebih memilih paylater daripada kartu kredit karena prosesnya lebih cepat dan mudah. Namun, tren ini sekaligus meningkatkan risiko utang konsumtif.
Menurut laporan Boston Consulting Group, fenomena Buy Now Pay Later (BNPL) juga terjadi secara global. BNPL memberi kemudahan belanja, tetapi berpotensi memicu utang menumpuk jika tidak digunakan dengan bijak.
Di Indonesia, OJK terus meningkatkan regulasi untuk melindungi konsumen. Bahkan, batas bunga dan denda sudah mulai diatur lebih ketat agar masyarakat tidak dirugikan.
Pentingnya Literasi Keuangan Digital
Menggunakan paylater secara aman bukan hanya soal menghindari denda, tetapi juga bagian dari literasi keuangan digital. Dengan memahami risiko, menghitung cicilan, serta membatasi konsumsi, kita bisa memanfaatkan teknologi finansial tanpa harus khawatir boncos.
Beberapa langkah sederhana meningkatkan literasi keuangan digital:
- Ikuti edukasi keuangan dari OJK atau lembaga terpercaya.
- Gunakan aplikasi pengatur keuangan untuk memantau arus kas.
- Sisihkan dana darurat agar tidak selalu bergantung pada kredit.
Paylater adalah alat, bukan solusi utama. Jika digunakan dengan cara bijak pakai paylater, Anda bisa menikmati fleksibilitas tanpa harus terjebak dalam utang. Namun, jika digunakan tanpa kontrol, paylater justru bisa merusak kesehatan finansial.
Dengan memahami risiko bunga tersembunyi, menjaga literasi keuangan digital, serta menerapkan tips aman di atas, Anda bisa tetap menikmati kemudahan teknologi finansial tanpa rasa was-was.
Ingin lebih banyak tips keuangan digital untuk keluarga? Kunjungi artikel literasi keuangan lainnya di Bumi Sempaja City dan tumbuh bersama menuju masa depan finansial yang lebih sehat.
Ayo wujudkan hunian idaman Anda di Bumi Sempaja City!
Hubungi tim marketing kami untuk informasi lebih lanjut.
Telepon: 0541 220556 / Whatsapp
Website: https://bumisempajacity.co.id/








